Pentingnya Memiliki Rasa Aman

(Study Kasus Kehidupan Yusuf)

Banyak pemimpin merasa tidak aman terhadap orang lain. Padahal konflik antar pribadi umumnya lahir dari rasa ketidak  amanan (feeling of insecurity) itu sendiri. Mereka berpikir, rasa tidak aman adalah hal biasa, tidak menyadari dampaknya luar biasa menghancurkan.

Mudah mengetahui, apakah anda termasuk orang yang merasa tidak aman. Ajukan beberapa pertanyaan dan lihatlah hasilnya! Misalnya, "Apakah saya kecewa atas penilaian negatif terhadap penampilan saya? "Apakah saya merasa tidak nyaman bila berada di antara orang yang lebih berpotensi? "Apakah saya kecewa bila tidak diberi penghargaan atas pekerjaan saya? "Apakah saya kuatir kehilangan kedudukan saya? "Apakah saya tawar hati bila keinginan saya tidak terpenuhi?

Kita perlu belajar dari kehidupan Yusuf yang luar biasa. Fakta menunjukkan,  Yusuf seorang pemuda tampan dan rupawan. Selain itu, dia kesayangan orang tuanya, Yakub.  Istimewa, dia selalu dikenakan jubah maha indah dan tinggal di rumah. Sementara semua saudaranya menggembalakan ternak di padang rumput.

Dalam Kejadian 37:5 disebutkan  “Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya”.

Inti sari dari dua mimpi Yusuf adalah pada masa yang akan datang Yusuf menjadi seorang pemimpin terhadap saudara-saudaranya. Adanya hak privelege 'perlakuan istimewa' yang diterima Yusuf, ditambah mimpi yang baru diceritakannya, membuat saudara-saudaranya semakin benci. 

Kondisi itu menunjukkan,  saudara Yusuf memiliki rasa tidak aman. Namun, Tuhan membawa Yusuf melalui perjalanan hidup  belajar tentang rasa aman.

Saksikan Vidio Clip PENTINGNYA RASA AMAN

Awalnya, Yusuf menikmati fasilitas di rumah orang tuanya. Namun, ia dijual (human traficking) oleh abang-abangnya sebagai budak kepada orang Midian 20 Syikal Perak. 1 Syikal setara dengan 11,5 Gram. Selanjutnya orang Midian itu, menjual Yusuf kepada Potifar, Kepala Pengawal Raja Firaun di Mesir.

Di rumah Potifar, Yusuf menjadi kesayangan. Yusuf disertai dan diberkati Tuhan. Segala pekerjaan yang ia lakukan  berhasil. Potifar memberikan kepercayaan penuh kepadanya.

Yusuf tampan,  tutur katanya pun lembut dan sopan.  Diam-diam istri Potifar menaruh hati kepadanya. Tidak diduga, Yusuf menolak ajakan istri Potifar tidur bersamanya. Merasa malu, istri Potifar memfitnah dengan cerita palsu (hoax). Ia memutarbalikkan fakta, "Yusuf hendak memperkosa aku, ini jubahnya tertinggal di tanganku" adunya kepada Potifar. Karena itu pula, Yusuf dimasukkan ke dalam rumah tutupan (penjara), tempat para raja ditahan.

Luar biasa! Yusuf menjadi kesayangan kepala Penjara. Segala sesuatu yang diperbuatnya selalu berhasil, Tuhan menyertai Yusuf.

Suatu ketika, Juru minuman dan Juru roti raja dimasukkan ke dalam tahanan di mana Yusuf berada. Mereka bermimpi, lalu diceritakan kepada Yusuf.  Yusuf berkata dalam tiga hari ke depan Juru minuman raja akan dipulihkan kedudukannya dalam jabatan semula. Sedangkan Juru roti akan ditinggikan di tiang gantungan atau dihukum gantung.

Sebelum keluar tahanan, Yusuf berpesan kepada Juru minuman raja. "Ingatlah akan daku, aku tidak melakukan sesuatu yang salah, tolong sampaikan hal ini kepada Firaun!"  Tetapi selama 2 tahun Juru minuman raja melupakan Yusuf.

Setiap kali Yusuf menemukan rasa aman, Allah menggesernya. Dia menderita sebelum menerima kekuasaan. Yusuf melalui proses kesulitan itu selama 13 tahun. Ternyata kondisi itu membentuk Yusuf menjadi pribadi tangguh, rendah hati dan mengandalkan Tuhan.

Suatu ketika Raja bermimpi, bahkan sampai dua kali. Tidak seorang pun ahli dan orang berilmu di negeri Mesir dapat menafsirkannya. Hal itu membuat hati raja gelisah dan gundah gulana.

Raja curhat kepada Juru minuman raja. Karena itu, teringatlah ia kepada Yusuf. Atas perintah Raja, Yusuf dikeluarkan dari tahanan.  Rambutnya digunting, dikenakan pakaian bersih dan rapi. Yusuf menghadap raja!

Yusuf berkata “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." (Kej 41:16).

Dengan hikmat Tuhan, Yusuf memberitahukan arti mimpi Raja.  "Sejak hari ini sampai tujuh tahun ke depan akan terjadi kelimpahan hasil di seluruh tanah Mesir.  Setelah itu akan timbul masa kelaparan dan kekeringan selama tujuh tahun". Kemudian Yusuf memberitahukan strategi penanganan ekonomi untuk menghadapi krisis ekonomi mendatang.

Raja sangat terkagum mendengar penuturan Yusuf. Firaun berkata kepada para pegawainya, "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" 

Kepada Yusuf ia berkata, "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."

Dengan keputusan istimewa, Firaun melantik Yusuf menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.  Raja menanggalkan cincin dari jarinya dan mengenakan ke jari Yusuf. Cincin sebagai materai, tanda kuasa.

Luar biasa! Jika tiga belas tahun sebelumnya, Yusuf diseret dengan kereta sebagai budak, pada usia 30 tahun Yusuf duduk di atas  kereta sebagai pahlawan terhormat. Kalau sebelumnya dia dipenjarakan, kini dia menjadi Perdana Menteri.

Mimpinya digenapi. Seluruh keluarganya pindah ke tanah Mesir. Namun, Yusuf tidak memiliki kepahitan, kebencian dan dendam. Sebaliknya, Yusuf melindungi dan memperlakukan mereka dengan baik. Mereka ditempatkan di tanah Gosyen,  daerah yang subur.  Mereka bisa menggembalakan ternak dan bebas beribadah kepada Allah.

Ketika saudara-saudaranya sadar bahwa Yusuf  menjadi penguasa, mereka ketakutan pun gemetar. Tetapi Yusuf berkata “Akulah saudaramu Yusuf yang kalian jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupankah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej 45:4-5).

Ketika Yakub, ayah mereka meninggal dunia di tanah Mesir, saudara-saudara Yusuf berkata "Boleh jadi Yusuf akan mendendam, dan membalaskan sepenuhnya kejahatan kita". Lalu mereka menghadap Yusuf meminta pengampunan dan menyatakan kesediaan sebagai budak. Di luar nalar, Yusuf berkata "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." (Kej 50:19-21).

Lihatlah! Betapa sikap Yusuf begitu aman dengan dirinya. Dia menolak sakit hati, kepahitan dan dendam kepada saudaranya. Yusuf percaya segala sesuatu yang terjadi adalah untuk mendatangkan kebaikan. Allah tidak pernah merancang kegagalan. Dampaknya seluruh keturunan Yakub terpelihara hidupnya sampai hari ini.

Karena itu, sangat penting bagi anda mengetahui akar dari rasa tidak aman yaitu, 1. Rendah diri, 2. Iri hati, cemburu, 3. Kepahitan, 4. Kuatir, 5. Ketakutan, 6. Sumbu pendek (amarah), dan 7. Berpikir negatif.

Jika sudah menemukannya, maka rasa tidak aman harus diatasi. 
  1. Percaya atas kehendak Allah yang berdaulat. Roma 8:28 "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah".          
  2. Menerima dan meyakini kasih Allah yang tidak bersyarat. Roma 5:8   Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
  3. Miliki hati yang bersih. Amsal 4:23  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
  4. Kuasa Roh Kudus, dengan adanya buah-buah Roh, yaitu Kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemarahan, kebaikan, kesetiaan dan kelemahlembutan. (Gal 5:22-23).
Edwin Cole, Penulis Buku Pria Sejati berkata “Menjadi laki-laki adalah soal kelahiran, tetapi menjadi pria sejati adalah soal pilihan”. Hal yang sama, “Menjadi perempuan adalah soal kelahiran, tetapi menjadi wanita bijak adalah soal pilihan”. 

Pilihan ada di tangan anda. Apakah anda menganggap rasa tidak aman itu sebagai hal biasa? Atau anda berusaha mencari tahu penyebabnya dan mohon belas kasihan Tuhan untuk mengatasinya. 

Ingatlah! Dengan memiliki rasa aman, hidup anda bisa menjadi batu pijakan.  Mengantarkan orang lain mencapai potensi maksimal, menjadi berkat bagi banyak orang. 

Tetap semangat dan antusias

~ Derman P. Nababan ~

(Sari Khotbah Derman P. Nababan di Ibadah Raya 2,3 dan 4 GBI Abadi Rayon 14 Jambi, 29 Juli 2018).


Suasana Ibadah Raya GBI Abadi Rayon 14 Jambi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesaksian Aktor Pemeran The Passion Of The Christ

Kisah Nyata Missionaris David Flood dan Svea di Zaire

KESOMBONGAN MENDAHULUI KEHANCURAN