Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Dampak Dari Perkataan

Gambar
"Dampak dari Perkataan" Nelson Mandela , tokoh penentang rezim apartheid di Afrika Selatan yang dipenjara selama hampir tiga dekade, sangat paham tentang kuasa perkataan. Satu dekade, setelah pembebasannya, Mandela berkata “Bukan kebiasaan saya untuk berkata-kata dengan sembarangan. Pengalaman selama 27 tahun mendekam di penjara telah mengajar kami untuk menggunakan kesunyian dari kesendirian itu guna memahami betapa berharganya perkataan, dan betapa kuat dampak perkataan terhadap hidup-mati seseorang.” 1.  Perkataan kita berkuasa. Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. (Amsal 16:24) Perkataan kita memiliki kuasa yang nyata. Allah bahkan berbicara untuk menjadikan semuanya dengan perkataan (berfirman). Kita adalah  bagian gambar dan rupa-Nya karena itulah kita memiliki kuasa dalam perkataan. Melalui perkataan, kita dapat melakukan melebihi sekedar menyampaikan informasi saja. Perkataan memiliki kuasa

Misi Kepada Orang Rimba

Gambar
PELAYANAN MISI KEPADA ORANG RIMBA (Hidup lebih Hidup) Jambi, 8-4-2018 Kegiatan pelayanan kami (Warga Kristisni se-Pengadilan Tinggi Jambi) sepanjang hari ini sungguh diberkati Tuhan dengan luar biasa. Berangkat dari Kota Jambi diawali dengan Doa, selama perjalanan 4 jam, tidak ada kendala, tiba dengan selamat di GBI Pematang Kulim, dimana 34 KK anggota Jemaatnya adalah Suku Anak Dalam. Selama beberapa hari ini tidak ada hujan, sehingga rombongan bisa mencapai lokasi. Namun setelah ibadah berlangsung hujanpun turun dengan lebatnya. Ibadah berlangsung dihadiri lebih kurang 200 orang, kami melihat bagaimana khusuknya dan keseriusan mereka dalam beribadah, padahal gereja ini baru berdiri 6 tahun yang lalu. Anak2 Sekolah Minggu bernyanyi dengan riang gembira, pemuda remaja dan orang tua juga tidak ketinggalan, padahal keadaan ekonomi mereka sangatlah memprihatinkan, tetapi kecintaan kepada Tuhan membuat mereka bersemangat dalam memuji Tuhan. Bahkan di pemukiman mereka telah dib

Belajar Memahami

Gambar
"Belajar Memahami" Selama 15 tahun menjadi Hakim,  Saya melihat sifat kebencian, iri hati,  merasa benar sendiri,  hebat sendiri, dan harga diri yang berlebihan penyebab utama seseorang melakukan penganiayaan,  pemerkosaan bahkan pembunuhan maupun tindak pidana lainnya. Hal yang sama juga menjadi penyebab seseorang tega menfitnah, menghina dan mengkhianati orang lain. Ketahuilah,  jika anda berusaha menekan dan menjatuhkan orang lain,  maka posisi anda sedang turun bahkan jatuh bersamanya.  Jika anda berusaha balas dendam dan membenci orang lain maka anda sedang menjalani proses bunuh diri.  Jika anda merasa hebat,  mengumbar kebenaran sendiri dan mengklaim harga diri, maka anda sedang menjatuhkan harga dirimu. Mari belajar melihat orang lain dari sisi pandang yang berbeda,  belajar memahami berbagai sifat dan karakter orang lain, membuat kita bahagia walaupun sesungguhnya orang lain itu menjengkelkan.  Hidup itu adalah seni,  akan terasa indah,  bila cintamu tulus t

Kisah Tempo Doeloe

Gambar
Setiap Moment Menyimpan Rahasia Melihat foto ini langsung teringat memori di masa kecil  (ketika berusia 13 tahun) tahun 1984.  Hidup di desa, jauh dari keramaian, di lereng sebuah bukit Dolok Imun, Dusun Lumbantobing, Desa Lumban Tonga-tonga. Penerangan listrik belum tersedia dan jalan belum dilapisi aspal. Dua ratus meter di belakang rumah kami ada jalan menuju dua desa lain (Desa Simarpinggan dan Desa Sibontar) sesekali dilalui oleh mobil pribadi (perantau), ataupun mobil pengangkut barang dan hasil pertanian. Ketika hujan turun, pastilah mobil itu tidak sanggup melaluinya. Posisi jalannya menanjak, licin pula.  Terkadang pada malam sedang enak menikmati tidur,  terdengar suara raungan mesin mobil.  Ayah membangunkanku "Ayo nak bawa cangkul, parang dan keranjang untuk membantu mobil yang mogok itu." Alat itu untuk meratakan jalan, dan membuang lumpur, kemudian menebang kayu-kayu kecil dan diletakkan dijalur lintasan ban. Keranjang untuk mengambil pasir dan kerikil dan

Kuasa Perkataan

Gambar
"Kuasa Perkataan" Mei 1940, Pasukan Inggris mengalami kekalahan telak melawan Pasukan Jerman di bawah pimpinan Hitler.  Pertempuran hebat yang terjadi di Prancis tersebut memaksa mereka mundur hingga ke Pantai Dunkirk,  Prancis. Akhirnya, mereka kembali ke Inggris melalui laut dengan tangan hampa karena peralatan perang tinggal di Prancis. Pasukan itu mangalami kejatuhan mental yang hebat.  Tidak mudah untuk membangun dan memulihkan semangat mereka, butuh waktu lama. Tetapi sesuatu yang berbeda, terjadi pada acara penyambutan pasukan yang kalah tempur tersebut,  Wiston Churchill, Perdana Menteri Inggris dengan kepala tegak berkata "Kita akan berjuang terus,  Kita akan kembali bertempur di Prancis,  betempur di segala lautan dan akan mempertahankan pulau ini,  berapapun harganya.  Kita akan bertempur di ladang,  di bukit,  di pelosok maupun di jalanan,  kita tidak akan menyerah!" Ternyata, kata-kata Churchill yang sederhana itu, mampu membakar dan mengobar

Bambu di Tangan Petani

Gambar
"BAMBU DI TANGAN PETANI" Seorang Petani menemukan serumpun bamb. Kemudian dia memilih satu batang yang paling tinggi, lurus dan besar diameternya di antara bambu lainnya.  Bambu itu ditebang, dibersihkan daun-daunnya, dipotong-potong, dan dikeluarkan tulang-tulang yang ada dalam setiap ruasnya. Lalu ia mencari sumber air. Ia menjadikan bambu itu sebagai saluran untuk mengairi tanah gersang, sehingga pohon-pohon dan tanaman lain di kebunnya menjadi subur menghijau. Sering kali, jika Tuhan ingin memakai kita dengan maksimal, kita harus merelakan diri dikikis dan dibentuk. Karakter, kepribadian dan sifat-sifat buruk penghalang kesuksesan harus dibuang. Tentu saja hal ini menimbulkan rasa sakit yang dalam. Namun, itulah cara agar kita dapat menjadi pribadi yang berdaya guna. Tuhan menguji kualitas kehidupan kita dengan berbagai cara. Masalahnya adalah bukan bagaimana cara yang digunakan Tuhan, namun bagaimana respon kita terhadap ujian tersebut. Apakah kita rela dimurnik