Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Pentingnya Memiliki Rasa Aman

Gambar
(Study Kasus Kehidupan Yusuf) B anyak pemimpin merasa tidak aman terhadap orang lain. Padahal konflik antar pribadi umumnya lahir dari rasa ketidak  amanan ( feeling of insecurity ) itu sendiri. Mereka berpikir, rasa tidak aman adalah hal biasa, tidak menyadari dampaknya luar biasa menghancurkan. Mudah mengetahui, apakah anda termasuk orang yang merasa tidak aman. Ajukan beberapa pertanyaan dan lihatlah hasilnya! Misalnya, "Apakah saya kecewa atas penilaian negatif terhadap penampilan saya? "Apakah saya merasa tidak nyaman bila berada di antara orang yang lebih berpotensi? "Apakah saya kecewa bila tidak diberi penghargaan atas pekerjaan saya? "Apakah saya kuatir kehilangan kedudukan saya? "Apakah saya tawar hati bila keinginan saya tidak terpenuhi? Kita perlu belajar dari kehidupan Yusuf yang luar biasa. Fakta menunjukkan,  Yusuf seorang pemuda tampan dan rupawan. Selain itu, dia kesayangan orang tuanya, Yakub.  Istimewa, dia selalu dikenakan jubah maha

KESOMBONGAN MENDAHULUI KEHANCURAN

Gambar
SOMBONG (Lokasi Bunker Kaliandem Gunung Merapi) B anyak masalah dalam hidup kita merupakan hasil dari kesombongan, tapi hanya sedikit orang yang dapat menyadarinya. Mereka menjadi begitu sombong atas hal-hal baik yang telah diberikan Allah kepada mereka. Pekerjaan, harta, keahlian, keluarga, kedudukan, anak-anak, pendidikan, dan banyak hal lainnya. Uzia, memulai kehidupannya dengan baik. Ia diangkat sebagai raja pada usia muda, 16 tahun. Meskipun masih muda, Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil. (2 Tawarikh 26:4,5). Kemasyhuran Uzia tersebar luas dan kekuatan pasukannya bertambah besar. Ia memiliki 2.600 kepala prajurit dan 307.500 bala tentara yang membantunya mengalahkan musuh. Namun, tragisnya setelah menjadi kuat, ia menjadi sombong dan tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Uzia tidak ingat lagi akan

Fokus Pada Akar

Gambar
-- Pemimpin Yang Baik Fokus Pada Akar (bukan buah) dan Menghargai Proses. Alkisah sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut. Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis. Setelah itu peserta yang lulus diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disamaikan. Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang tinggi. Setelah jangka waktu yang ditentukan para peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai ak

Dampak Dari Perkataan

Gambar
"Dampak dari Perkataan" Nelson Mandela , tokoh penentang rezim apartheid di Afrika Selatan yang dipenjara selama hampir tiga dekade, sangat paham tentang kuasa perkataan. Satu dekade, setelah pembebasannya, Mandela berkata “Bukan kebiasaan saya untuk berkata-kata dengan sembarangan. Pengalaman selama 27 tahun mendekam di penjara telah mengajar kami untuk menggunakan kesunyian dari kesendirian itu guna memahami betapa berharganya perkataan, dan betapa kuat dampak perkataan terhadap hidup-mati seseorang.” 1.  Perkataan kita berkuasa. Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. (Amsal 16:24) Perkataan kita memiliki kuasa yang nyata. Allah bahkan berbicara untuk menjadikan semuanya dengan perkataan (berfirman). Kita adalah  bagian gambar dan rupa-Nya karena itulah kita memiliki kuasa dalam perkataan. Melalui perkataan, kita dapat melakukan melebihi sekedar menyampaikan informasi saja. Perkataan memiliki kuasa

Misi Kepada Orang Rimba

Gambar
PELAYANAN MISI KEPADA ORANG RIMBA (Hidup lebih Hidup) Jambi, 8-4-2018 Kegiatan pelayanan kami (Warga Kristisni se-Pengadilan Tinggi Jambi) sepanjang hari ini sungguh diberkati Tuhan dengan luar biasa. Berangkat dari Kota Jambi diawali dengan Doa, selama perjalanan 4 jam, tidak ada kendala, tiba dengan selamat di GBI Pematang Kulim, dimana 34 KK anggota Jemaatnya adalah Suku Anak Dalam. Selama beberapa hari ini tidak ada hujan, sehingga rombongan bisa mencapai lokasi. Namun setelah ibadah berlangsung hujanpun turun dengan lebatnya. Ibadah berlangsung dihadiri lebih kurang 200 orang, kami melihat bagaimana khusuknya dan keseriusan mereka dalam beribadah, padahal gereja ini baru berdiri 6 tahun yang lalu. Anak2 Sekolah Minggu bernyanyi dengan riang gembira, pemuda remaja dan orang tua juga tidak ketinggalan, padahal keadaan ekonomi mereka sangatlah memprihatinkan, tetapi kecintaan kepada Tuhan membuat mereka bersemangat dalam memuji Tuhan. Bahkan di pemukiman mereka telah dib

Belajar Memahami

Gambar
"Belajar Memahami" Selama 15 tahun menjadi Hakim,  Saya melihat sifat kebencian, iri hati,  merasa benar sendiri,  hebat sendiri, dan harga diri yang berlebihan penyebab utama seseorang melakukan penganiayaan,  pemerkosaan bahkan pembunuhan maupun tindak pidana lainnya. Hal yang sama juga menjadi penyebab seseorang tega menfitnah, menghina dan mengkhianati orang lain. Ketahuilah,  jika anda berusaha menekan dan menjatuhkan orang lain,  maka posisi anda sedang turun bahkan jatuh bersamanya.  Jika anda berusaha balas dendam dan membenci orang lain maka anda sedang menjalani proses bunuh diri.  Jika anda merasa hebat,  mengumbar kebenaran sendiri dan mengklaim harga diri, maka anda sedang menjatuhkan harga dirimu. Mari belajar melihat orang lain dari sisi pandang yang berbeda,  belajar memahami berbagai sifat dan karakter orang lain, membuat kita bahagia walaupun sesungguhnya orang lain itu menjengkelkan.  Hidup itu adalah seni,  akan terasa indah,  bila cintamu tulus t

Kisah Tempo Doeloe

Gambar
Setiap Moment Menyimpan Rahasia Melihat foto ini langsung teringat memori di masa kecil  (ketika berusia 13 tahun) tahun 1984.  Hidup di desa, jauh dari keramaian, di lereng sebuah bukit Dolok Imun, Dusun Lumbantobing, Desa Lumban Tonga-tonga. Penerangan listrik belum tersedia dan jalan belum dilapisi aspal. Dua ratus meter di belakang rumah kami ada jalan menuju dua desa lain (Desa Simarpinggan dan Desa Sibontar) sesekali dilalui oleh mobil pribadi (perantau), ataupun mobil pengangkut barang dan hasil pertanian. Ketika hujan turun, pastilah mobil itu tidak sanggup melaluinya. Posisi jalannya menanjak, licin pula.  Terkadang pada malam sedang enak menikmati tidur,  terdengar suara raungan mesin mobil.  Ayah membangunkanku "Ayo nak bawa cangkul, parang dan keranjang untuk membantu mobil yang mogok itu." Alat itu untuk meratakan jalan, dan membuang lumpur, kemudian menebang kayu-kayu kecil dan diletakkan dijalur lintasan ban. Keranjang untuk mengambil pasir dan kerikil dan

Kuasa Perkataan

Gambar
"Kuasa Perkataan" Mei 1940, Pasukan Inggris mengalami kekalahan telak melawan Pasukan Jerman di bawah pimpinan Hitler.  Pertempuran hebat yang terjadi di Prancis tersebut memaksa mereka mundur hingga ke Pantai Dunkirk,  Prancis. Akhirnya, mereka kembali ke Inggris melalui laut dengan tangan hampa karena peralatan perang tinggal di Prancis. Pasukan itu mangalami kejatuhan mental yang hebat.  Tidak mudah untuk membangun dan memulihkan semangat mereka, butuh waktu lama. Tetapi sesuatu yang berbeda, terjadi pada acara penyambutan pasukan yang kalah tempur tersebut,  Wiston Churchill, Perdana Menteri Inggris dengan kepala tegak berkata "Kita akan berjuang terus,  Kita akan kembali bertempur di Prancis,  betempur di segala lautan dan akan mempertahankan pulau ini,  berapapun harganya.  Kita akan bertempur di ladang,  di bukit,  di pelosok maupun di jalanan,  kita tidak akan menyerah!" Ternyata, kata-kata Churchill yang sederhana itu, mampu membakar dan mengobar

Bambu di Tangan Petani

Gambar
"BAMBU DI TANGAN PETANI" Seorang Petani menemukan serumpun bamb. Kemudian dia memilih satu batang yang paling tinggi, lurus dan besar diameternya di antara bambu lainnya.  Bambu itu ditebang, dibersihkan daun-daunnya, dipotong-potong, dan dikeluarkan tulang-tulang yang ada dalam setiap ruasnya. Lalu ia mencari sumber air. Ia menjadikan bambu itu sebagai saluran untuk mengairi tanah gersang, sehingga pohon-pohon dan tanaman lain di kebunnya menjadi subur menghijau. Sering kali, jika Tuhan ingin memakai kita dengan maksimal, kita harus merelakan diri dikikis dan dibentuk. Karakter, kepribadian dan sifat-sifat buruk penghalang kesuksesan harus dibuang. Tentu saja hal ini menimbulkan rasa sakit yang dalam. Namun, itulah cara agar kita dapat menjadi pribadi yang berdaya guna. Tuhan menguji kualitas kehidupan kita dengan berbagai cara. Masalahnya adalah bukan bagaimana cara yang digunakan Tuhan, namun bagaimana respon kita terhadap ujian tersebut. Apakah kita rela dimurnik

PN Muara Bulian

Gambar

CLEANING SERVICE MENJADI KETUA PENGADILAN

Gambar
JANGAN_PERNAH_MENYERAH (Mereview sebagian kisah memasuki 48 Tahun) S ekiranya bisa memilih, tentulah setiap orang memilih lahir, dibesarkan dan berada dalam keluarga yang berkecukupan. Tetapi itulah misteri kehidupan, setiap orang tidak bisa memilih siapa ayah, ibu serta kapan dilahirkan maupun kapan dipanggil oleh Sang Pencipta. Ayah saya hanya lulusan SR sementara ibu hanya sampai kelas III SR, berprofesi sebagai petani kecil. Waktu balita kami pernah pindah mengadu nasib ke Kota Sibolga, ayah menarik becak dayung, dan Ibu upahan menjemur ikan teri dipinggir pantai Sibolga. Sadar tidak ada perbaikan ekonomi, keluarga kami pulang ke kampung bertani seperti semula. Setiap bulan Februari hingga Maret ayah pergi "Mangombo" (upahan) memanen padi orang di Tanjung Leidong. Ayah juga sering upahan menggergaji papan hingga ke Sipirok, maupun daerah lain, hanya untuk mendapatkan uang, sementara Ibu saya setiap hari Selasa (pekan) mengolah dan menjual tape, berjalan kaki

Mulai Dari Titik Nol....

Gambar
" Mulai Dari Titik Nol..." B agi saya pribadi tanggal 1 Maret adalah hari bersejarah.  Tepatnya 25 tahun yang lalu, saya diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pangkat/Golongan I B, gaji pokok Rp52.800, dengan mengemban tugas pokok sebagai Satpam merangkap jaga malam, walaupun sampai hari ini saya belum pernah mendapat pelatihan khusus untuk itu. Dapat disadari, dari dulu hingga sekarang, animo masyarakat untuk menjadi PNS sangatlah tinggi. Karena itu, saya mengikuti tes calon tantama TNI AD,  2 kali tes CPNS Golongan II,  ternyata belum berhasil. Akhirnya saya mengikuti tes CPNS dengan menggunakan ijazah SMP di Departemen Kehakiman Sumatera Utara. Syukur, saya bisa lulus.  Menjadi CPNS dengan pangkat paling rendah, tentunya tidak terlalu menggembirakan. Bulan September 1993 saya memberanikan diri mendaftar Kuliah "MAHUSOR" (Mahasiswa Hukum Sore), di Univ. Dharmawangsa Medan. Ternyata, atasan langsung tidak memberi dukungan, alasannya perkuliahan

Berani Gagal, Mengapa Tidak?

Gambar
                          "Berani Gagal" A yahku menganjurkan saya masuk Tentara, "Anakku melamarlah kau jadi tentara, supaya ada anak Ayah pemberani, bisa melawan musuh! Lagi pula, ketika kau pulang natal dan tahun baru, ada baret di kepalamu, pisau sangkur terselip di pinggangmu, dan mengenakan sepatu tentara, bapak sudah bangga" ucapnya polos.  Setamat SMA,  bulan Oktober 1990 saya memberanikan diri mengikuti seleksi calon tantama (Catam) TNI AD dari Makorem Padang Sumatera Barat. Selama persiapan itu saya latihan renang di kolam renang Teratai, untuk sekedar bisa melewati 50 meter. Giat belajar soal tes kemampuan akademik,  mental dan maupun psikotes. Kami dibimbing saudara sepupu S. Nababan,  pangkat Serka TNI AD kala itu. Berbagai contoh soal diujikan,  saya optimis bisa lulus. Apalagi saya jurusan Fisika dari  SMA Negeri Siborongborong.  Jurusan fisika (A1) waktu itu cukup bergengsi. Sementara ijazah yang digunakan mendaftar calon tantama hanya ijazah SM

POLITIK - KUDA LIAR

Gambar
POLITIK - KUDA LIAR (Derman P. Nababan) P olitik itu, bagaikan kuda liar yang sulit ditunggangi, demikian kata Dorodjatun Kuntjoro Jakti. Sekiranya pun berhasil, maka kejatuhaan mengintai setiap saat. Diintai oleh janji kepada  publik maupun terhadap tim suksesnya sendiri. Janji, memang mudah diucapkan, sulit direalisasikan.  Memang seorang politisi pasti banyak berjanji. Nikita Khrushchev, mantan Perdana Menteri Uni Soviet, pernah berkata “Politisi itu sama saja di mana-mana. Mereka berjanji membangun jembatan bahkan di tempat yang tidak ada sungai sekali pun”.  Politisi yang sudah menduduki jabatan, seharusnya memegang tampuk kekuasaan. Namun, ia bisa saja di bawah bayang-bayang kekuasaan "kendali' orang lain.  Misalnya, pengusaha yang mendanainya semasa kampanye. Lebih garang lagi, pimpinan partai politik yang mengusungnya.  Mereka ini, 'mengintai' mengharapkan balas jasa setiap saat. Sering kita dengar istilah “tidak ada makan siang yang gratis”. Artinya, tim