Dampak Dari Perkataan

"Dampak dari Perkataan"


Nelson Mandela, tokoh penentang rezim apartheid di Afrika Selatan yang dipenjara selama hampir tiga dekade, sangat paham tentang kuasa perkataan.

Satu dekade, setelah pembebasannya, Mandela berkata “Bukan kebiasaan saya untuk berkata-kata dengan sembarangan. Pengalaman selama 27 tahun mendekam di penjara telah mengajar kami untuk menggunakan kesunyian dari kesendirian itu guna memahami betapa berharganya perkataan, dan betapa kuat dampak perkataan terhadap hidup-mati seseorang.”

1.  Perkataan kita berkuasa.

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. (Amsal 16:24)

Perkataan kita memiliki kuasa yang nyata. Allah bahkan berbicara untuk menjadikan semuanya dengan perkataan (berfirman). Kita adalah  bagian gambar dan rupa-Nya karena itulah kita memiliki kuasa dalam perkataan. Melalui perkataan, kita dapat melakukan melebihi sekedar menyampaikan informasi saja. Perkataan memiliki kuasa untuk menghancurkan atau membangun kembali (Amsal 12:6)

2.   Perkataan kita berdampak

Amsal 12 :18 “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.”

Perkataan dapat menolong kita untuk mencapai tujuan kita atau justru membawa kita pada kehancuran yang mengerikan.

Amsal 15:4 Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.”

Setiap apa yang kita katakan memiliki konsekuensi. Kita dapat membawa sebuah inspirasi dan kebahagiaan kepada yang lainnya melalui ucapan kita atau kesedihan  dan luka hati kepada yang lain karena perkataan kita. Oleh sebab itu, kita harus lebih berhati-hati tentang apa yang hendak kita katakan. Jika kita ceroboh dalam perkataan maka menimbulkan efek negative bagi pendengarnya. Pikir dahulu sebelum diucapkan.

3.    Perkataan kita dapat mengubah keadaan

Amsal 17:27 “Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin”.

Jika kita tidak berkata-kata dengan hati-hati, mengakibatkan kita tidak tidak dapat berkomunikasi dengan mereka ke depannya. Untuk menambah nilai komunikasi dalam percakapan kita kita dapat menambah sedikit hal-hal ringan seperti humor dan tawa. Amsal 17:22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”

Adalah penting, untuk memilih subjek dari percakapan  pada waktu dan tempat yang tepat. Kata-kata adalah hal penting karena kita akan mempertanggungjawabkannya dihadapan Tuhan. (Matius 12:36-37) inilah satu hal mengapa kita harus berpikir dua kali sebelum mengatakan apapun!

Paulus menulis untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak sehat yang keluar dari mulut kita tetapi untuk menolong dalam membangun satu dengan lainnya sesuai dengan kebutuhan juga sesuai apa yang mereka dengar (Efesus 4:29) Paulus juga memperingatkan pentingnya kita saling memberkati dengan ucapan kita.

Perkataan kita harusnya menghormati Tuhan, dan mencerminkan hubungan kita dengan-Nya. Dalam Yakobus 3, dengan jelas dituliskan bahwa lidah kita bagaikan api , kata-kata jahat dan penuh dengan bisa racun (Yak 3:6)

Perkataan yang merusak bisa dipakai iblis untuk menjatuhkan kita dan orang lain di sekeliling kita. Oleh sebab itu sangat penting berhati-hati dalam megucapkan sesuatu, dan adalah langkah yang baik sebelum mengatakan sesuatu menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu.

Marilah kita memilih kata-kata kita dengan bijak sebab apa yang telah kita ucapkan tidak akan dapat ditarik kembali.

(Dari berbagai sumber)
Tetap Semangat dan antusias, dan Tuhan memberkati.

~ Derman P. Nababan ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesaksian Aktor Pemeran The Passion Of The Christ

Kisah Nyata Missionaris David Flood dan Svea di Zaire

KESOMBONGAN MENDAHULUI KEHANCURAN