ELIEZER, ALLAHKU ADALAH PENOLONGKU

CUPLIKAN KISAH UNIK ANANDA KEVIN JAGAR ELIEZER NABABAN

Bayi mungil nan lucu, lahir sebuah klinik bersalin Dr. Musbar, Sp.OG Kotà Padangsidimpuan, 22 April 2003 yang lalu, menambah suka cita keluarga kami. Masih dalam kandungan Mamanya, kami sudah beri ia nama Kevin Jagar, namun setelah lahir sebelum diterbitkan akte lahirnya oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kami tambahkan kata Eliezer di belakang. Eliezer sendiri berasal dari dua suku kata “Eli” dan “Ezer” (Ibrani), yang artinya Allahku, Penolongku. 

Orangnya aktif, tidak mau diam. Apalagi sejak ia mulai belajar merangkak, semakin repot menjaganya, menjauhkan barang-barang pecah belah dari jangkauannya. Sudah berulang kali iia mengambil handpone Mamanya dan dia masukkan ke bak mandi.

Suatu ketika dia menghidupkan lilin, lalu main-main di kamar bersama kakaknya Tifany (beda usia satu tahun sembilan bulan), akibatnya kain sprei terbakar. Ketika melihat kepulan asap, saya langsung menarik Kevin ke luar rumah, lalu segera menyiramkan air. Puji Tuhan apinya tidak sampai membesar, dan segera padam.

Awal bertugas  sebagai seorang Hakim di Kota itu, kami hanya punya sepeda motor. Namun sejak kelahirannya, naik sepeda motor dengan berempat sungguh merepotkan. Sehingga, tahun 2004 kami membeli sebuah Mobil Kijang Super buatan tahun 1988. Sejak itulah saya belajar mengemudi mobil.

Sabtu pagi cerah, saya ingin  mencuci mobil dan mengeluarkannya dari garasi rumah.  Waktu itu Mamanya (biasa dipanggil mami) sibuk di dapur. Saya pastikan Kevin bersama Mamanya, lalu saya tutup pintu, namun tidak terkunci.

Saya men-starter  mobil sekitar 10 menit untuk pemanasan, sebelum saya mundurkan.

Ketika dirasa cukup,  saya memasukkan persnelling mundur. Pelan-pelan saya injak gas dan melepas kopling.  Aneh, mobil tidak bisa bergerak mundur. Saya ulangi kedua kali, tetap tidak bisa.

Merasa curiga, saya memajukannya lagi, dan mematikan mesin. Saya turun mengamati apakah ada sesuatu yang mengganjal bannya sehingga mobil tidak bisa mundur. Saya berjalan ke belakang melalui lorong kecil pintu garasi rumah dinas itu. Betapa kagetnya saya melihat Kevin sudah berada persis dekat ban mobil belakang. Dia menangis meraung kesakitan.

Lekas saja saya mengangkatnya dan membawa ke rumah sambil berteriak memanggil mamanya, “Mengapa dia bisa keluar rumah?” Maminyapun bingung, tidak bisa bicara.

Lalu kami membuka pakaiannya, memperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Ada luka memar bagian pahanya, sehingga kakinya tidak bisa diangkat. Tetangga sekitar rumah datang melihat apa yang terjadi.  Mereka menyarankan, ada seorang nenek ahli pijat bayi di daerah Padangh Matinggi, Padang SIdimpuan itu.

Si Nenek mulai memijat seluruh tubuhnya. Ia itu bilang “tidak apa-apa, hanya pahanya terkilir”. Waktu diterapi memang Kevin  menangis meraung-raung, dan dilakukan setiap hari, ditambah dengan ramuan obat-obatan tradisional. Puji Tuhan dalam satu minggu Kevin  sudah bisa merangkak seperti sedia kala.

Saya heran, mengapa Kevin  bisa keluar. Ternyata ketika saya menghidupkan mobil, Kevin  pikir  saya akan pergi sendiri. Tanpa disadari Maminya, Kevin  merangkak ke pintu, berdiri dan membuka pintu rumah. Dia keluar memanggil-manggil saya “papi, ikut...., papi ikuut!”, akan tetapi suaranya tidak kedengaran, tertelan desingan suara Kijang Super yang sudah tua itu.

Saya juga belum terbiasa mengawasi sesuatu di bagian belakang dengan mempergunakan kaca spion.  Masih gagap,  baru belajar bawa mobil. Untuk melihat ke belakang sering menengok sendiri dengan menjulurkan kepala setelah  mengengkol turun kaca jendela.

Sementara itu garasinya amat kecil, sehingga pandangan tidak bisa leluasa ke belakang.
Sejak kejadian itu, setiap mengeluarkan mobil dari garasi, pintu rumah akan selalu saya kunci dari luar, atau Kevin langsung saya bawa masuk ke mobil.

Sebagai ayah, saat itu saya merasa bersalah,  kurang bertanggung jawab atau abai dalam menjaga keselamatan anak saya. Namun, di balik itu semua, saya menyadari, bahwa sehebat apapun usaha dan perbuatan untuk mengawasi anak-anak kita, tetaplah Allah yang menjadi sumber pertolongan sejati kita.

Kami menyadari menyadari betul, Eliezer, artinya Allahku Adalah Penolongku.

Dia menjagaimu bagaikan biji mataNya, Dia yang menuntun langkahmu menggapai masa depan yang penuh harapan. Masa depan mu sukses gilang gemilang di tangan Tuhan.

Selamat ulang Tahun Anakku, Kevin Jagar Eliezer Nababan, semakin giat belajar dalam takut akan Tuhan. Tuhan memberkati.
Salam Papi, Bunda, dan Kakak Tifany.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesaksian Aktor Pemeran The Passion Of The Christ

Kisah Nyata Missionaris David Flood dan Svea di Zaire

KESOMBONGAN MENDAHULUI KEHANCURAN